artikel pengaruh handphone terhadap otak manusia
PENGARUH RADIASI HANDPHONE TERHADAP OTAK MANUSIA
Nenggar Sesanti,
Am. Keb
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh
Abstract
Many mobile phone users who may not be aware
that they are using cell phones to send waves of radiation into their brain.
Indeed, every cell phone has a number of size specifications of microwave energy
that can penetrate into the body of a person depends on how close the phone
with the head. At least not less than 60 percent of the microwave radiation is
absorbed and penetrates the area around the head. The purpose of this article
is to minimize damage to the brain that can affect the human nervous system.
Although the effect is relatively minor, such as dizziness, but over time it
could be a serious problem. And that is very worrisome, the biggest risk is the
use of cell phone ear tumors. Given the need for communication tools hp we have
to use hp as necessary when you need it and a lot of other ways we need to know
to avoid the things that harm our health
Key Words : Phone, radiation, effect,
health, people
A. PENDAHULUAN
Salah
satu teknologi yang saat ini sedang trend dan digemari masyarakat Indonesia
adalah Handphone ( HP ). Saat ini handphone bukanlah suatu hal yang dianggap
mewah atau langka lagi. Handphone sekarang sudah menjadi kebutuhan pokok
masyarakat Indonesia. Dari kalangan bawah sampai kalangan atas sudah
menggunakan handphone. Disamping harga yang ditawarkan cukup terjangkau,
berbagai fitur Handphone juga diberikan sebagai penunjang majunya teknologi.
Handphone yang awalnya hanya sekedar digunakan sebagai telpon dan SMS saja.
Namun dengan semakin berkembangnya teknologi, sehingga perangkat Handphone
semakin lengkap mulai dari Game, Mp3, Kamera, Radio, dan koneksi Internet.
Bahkan sekarang muncul teknologi baru untuk melengkapi komponen yaitu 3G.
Dimana generasi ini telah merambah ke layanan internet secara Wireless.
Teknologi ini telah merambah ke akses secara permanent Web, Video interaktif,
dengan kualitas suara yang sangat baik sekualitas CD Audio Player hingga ke
teknologi kamera video yang diintegrasikan dalam telepon seluller.
Dengan
lengkapnya fungsi Handphone ini menjadikan manusia menjadi Individual, karena
informasi tidak lagi dibutuhkan oleh individu lain, melainkan bisa didapat dari
Handphone yang ia punya, hal ini yang mengakibatkan individu semakin menjauh
dari lingkungan sosial. Karena mereka merasa semua bisa dilakukan dengan
menggunakan Handphone tanpa kerjasama atau bantuan orang lain. Di
seluruh dunia saat ini telah terdapat 570 juta pemakai hand-phone dan
dalam jangka waktu 5 tahun lagi jumlahnya akan terus meningkat hingga mencapai
1,4 bilion.
Suatu hal yang tetap masih menjadi
perselisihan pendapat tentang pemakaian telepon selular adalah mengenai
bahaya terdapatnya radiasi yang dicurigai dapat menimbulkan terjadinya tumor
otak/telinga pada pemakainya. Isu kontroversi mengenai apakah gelombang radiasi yang
dipancarkan antena hand-phone berhubung demikian dekatnya ke
kepala sewaktu pemakainya berbicara hingga dapat mengganggu jaringan sel otak
yang rawan terhadap paparan gelombang elektromagnetik.
Isu negatif ini menjadi sangat membimbangkan
ketika awal Ogos tahun lalu seorang ahli saraf (neurologist) dari
Maryland, AS mengajukan saman berenilai $ 800 juta kepada pembuat mobile-phone serta
Persatuan Industri Telekomunikasi Selular ( CTIA - Cellular Telephone Industry
Association ). Neurologist tersebut ialah Dr. Christopher
Newman yang menderita penyakit tumor otak yang muncul kerana keaktifannya dalam
menggunakan hand-phone. Namun sampai saat ini saman tersebut masih
berhasil ditolak dengan alasan bahwa bukti dan kajian ilmiah yang mendukung
risiko terjadinya kanker otak dinilai tidak cukup meyakinkan.
Gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan hand-phone adalah sejenis gelombang microwave yang
termasuk jenis radiasi non-ionisasi dan levelnya tergolong rendah / low
level radiation. Dari puluhan kajian ilmiah yang telah dilakukan sampai
sekarang ini, belum terdapat bukti ilmiah hasil olahan kajian yang skala
cakupan dan secara komprehensif dapat meyakinkan bahwa efek radiasi
non-ionisasi pada pemakaian hand-phone berakibat serupa dengan
efek pancaran radiasi gelombang elektromagnetik jenis ionisasi yang telah
dinyatakan positif sebagai salah satu penyebab tumor otak atau pun kerusakan
DNA pada sel jaringan tubuh manusia.
Untuk menjawab desakan orang ramai atas
risiko kesan pemakaian hand phone, maka para raksasa
pengeluar mobile-phone , seperti Nokia, Erricson, dan
Motorolla, juga telah mengambil langkah positif guna mencantumkan besaran Spesific
Absorption Rate(SAR) pada setiap produk hand-phone paling
lewat awal Ogos tahun 2001. Nilai SAR ( watt/kg )
didefinisikan sebagai batas selamat jumlah maksimal radiasi gelombang
elektromagnetik (watt ) dari handphone jika terpapar atas 1
kilogram jaringan tubuh manusia pada saat telefon sedang dipergunakan.
B.
PEMBAHASAN
a) . Pengaruh Radiasi
Handphone Terhadap Otak
Banyak pengguna ponsel yang mungkin tidak
mengetahui bahwa ponsel yang mereka gunakan dapat mengirimkan gelombang radiasi
ke dalam otak mereka. Sesungguhnya setiap ponsel memiliki
spesifikasi ukuran banyaknya energi gelombang mikro yang dapat menembus ke
dalam bagian tubuh seseorang tergantung pada seberapa dekat ponsel dengan
kepala. Paling tidak kurang
lebih sebanyak 60 persen dari radiasi gelombang mikro yang diserap dan menembus
daerah sekitar kepala.
Pada
saat menelepon radiasi dekat dengan otak dan bisa mempengaruhi sistem otak
& syaraf. Walaupun efeknya relatif kecil seperti pusing, tapi lama kelamaan
bisa jadi masalah serius. Dan yang paling mengkhawatirkan, risiko terbesar
pemakaian ponsel adalah pada anak-anak. . Para ahli organisasi kesehatan
sedunia (WHO) sangat menganjurkan agar pemakaian handphone terutama di kalangan
usia kanak-kanak dibatasi sedemikian rupa ataupun pemakaiannya dengan
menggunakan hands-free guna untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi,
berhubung alasan rawannya sel otak dalam usia kanak-kanak yang sedang mengalami
pertumbuhan.
Setelah 10 tahun memakai handphone risiko seseorang menderita tumor telinga meningkat empat kali lipat. Para ilmuwan yakin, penggunaan handphone minimal selama 10 tahun meningkatkan risiko menderita tumor telinga. Berdasarkan riset yang dilakukan Institute Karolinska, Swedia, terhadap 750 orang, ditemukan risiko menderita acoustic neuroma meningkat 3 ,9 kali lipat pada sisi kepala dimana handphone sering ditempelkan. Sedangkan pada sisi kepala yang tidak pernah atau jarang ditempeli handphone, tidak ditemukan risiko apapun.“Riset ini jelas menunjukkan risiko itu hanya terjadi pada sisi kepala dimana telepon genggam sering ditempelkan.
Setelah 10 tahun memakai handphone risiko seseorang menderita tumor telinga meningkat empat kali lipat. Para ilmuwan yakin, penggunaan handphone minimal selama 10 tahun meningkatkan risiko menderita tumor telinga. Berdasarkan riset yang dilakukan Institute Karolinska, Swedia, terhadap 750 orang, ditemukan risiko menderita acoustic neuroma meningkat 3 ,9 kali lipat pada sisi kepala dimana handphone sering ditempelkan. Sedangkan pada sisi kepala yang tidak pernah atau jarang ditempeli handphone, tidak ditemukan risiko apapun.“Riset ini jelas menunjukkan risiko itu hanya terjadi pada sisi kepala dimana telepon genggam sering ditempelkan.
b)
. hubungannya
dengan sistem saraf di otak
Sistem
saraf manusia terbagi atas sistem saraf tepi dan sistem saraf pusat. Yang
dimaksud dengan sistem saraf tepi (peripheral nervous system) adalah semua
serabut saraf yang berada di luar otak atau susmsum belakang. Yang dimaksud
dengan sistem saraf pusat (central nervous system) adalah bagian yang mengatur
kerja saraf tepi yang terdapat di otak, batang otak (brain stem), dan sumsum
belakang (spinal cord). Selaput otak mempunyai serabut saraf yang dapat
menerima rasa sakit. Jika seseorang sedang menggunakan telepon genggam maka
kepala akan terasa panas akibat dari efek radiasi telepon genggam tersebut.
Para peneliti menetapkan besarnya radiasi yg diserap dihitung dalam satuan SAR
yaitu daya energi yg terserap per satuan massa jaringan (otak). Para peneliti
di Inggris, mengatakan radiasi elektromagnetik dari telepon genggam dapat
merusak DNA dan mengakibatkan tumor otak.
Pada
penderita tumor otak, terjadi pembesaran volume otak, sedangkan ukuran wadahnya
yang dibatasi tulang tengkorak tidak berubah. Sebagai akibatnya, terjadi
peninggian tekanan di dalam rongga kepala. Peninggian tekanan ini menyebabakan
penekanan pada selaput otak sehingga penderita mengeluh sakit kepala. Selain
itu, penambahan volume juga meninggikan tekanan cairan LCS. LCS (cerbrospinal
space) merupakan cairan otak yang dihasilkan melalui proses di empat rongga
yang terdapat di dalam otak (brain ventricle). Dua yang pertama terdapat di
otak besar kiri kanan (lateral ventricle), dari sana LCS dialirkan ke rongga
tengah (third ventricle), lalu setelah ditambah LCS produk rongga itu dialirkan
lagi melalui saluran di batang otak (fourth ventricle).
Rongga
terakhir ini juga menghasilkan LCS yang selanjutnya dialirkan melalui dua
pasang lubang keluar, dari rongga ini menuju lapisan subarachnoid. Gangguan
aliran LCS pada salah satu bagian tersebut pada orang yang terkena infeksi
radiasi telepon genggam menyebabkan peninggian tekanan cairan LCS. Peninggian tekanan
ini dapat diukur melalui pengukuran dengan alat yang dipasang di daerah
pinggang.mata (optic disc). Oleh karena itu, dugaan adanya kanker otak dapat
diketahui melalui pemerikasaan mata dengan oftalmoskop. Pada pemeriksaan ini
akan terlihat bagian optic disc bengkak dan keruh.
Permukaan
otak yang berlekuk-lekuk akibat adanya tonjolan (gyrus) dan lekukan (sulcus)
yang membantu memperluas permukaan otak. Makin luas permukaan otak, makin luas
pula lapisan luar (cortex) otak sehingga makin banyak sel saraf yang dapat
menempatinya. Jumlah sel saraf yang lebih banyak ini dianggap makin
menguntungkan karena seseorang diharapakan lebih pandai jika sela sarafnya
lebih pandai. Karena itu, seseorang yang sering menggunakan telepon genggam
dalam jangka waktu yang panjang akan mengalami lemah otak, akibat semakin
banyaknya sel saraf yang hilang karena radiasi gelombang elektromagnetik yang
dihasilkan telepon genggam tersebut.
Untuk
menjalanan fungsinya meneruskan impuls atau rangsangan, terjadi aliran listrik
pada sel saraf. Aliran listrik itu pada hakikatnya ditimbulkan oleh pergerakan
ion negatif dan ion positif keluar masuk sel dan menyebrang dari satu serabut
ke serabut yang lain. Dengan adanya gerakan listrik ini, cortex atau lapisan
kelabu otak dapat diperiksa keadaannya dengan elektroensefalo grafi (EEG).
c) . Efek Negatif
Menggunakan Telepon Genggam
1.Lemah Otak
Para
peneliti dari Swinburne University of Technology's Brain Sciences Institute di
Melbourne, Australia menemukan para pengguna ponsel yang merespon telepon lebih
pelan selama 30 menit, cenderung akan mengalami perbaikan memori, namun kurang
cepat tanggap dalam merespon sesuatu. Para peneliti melakukan serangkaian tes
psikologi pada 120 partisipan yang terekspos emisi telepon selular selama
setengah jam sampai satu jam. Hasil riset yang dimuat dalam Jurnal
Neuropsychologia menunjukkan ada perubahan kecil pada fungsi otak meski tak
begitu terlihat, terutama pada mereka yang terekspos bidang elektromagnetik
dari telepon selular. Studi menunjukkan bukti respon yang lamban pada
partisipan yang melakukan reaksi sederhana dan reaksi yang lebih kompleks,
seperti memberikan respon saat diminta memilih lebih dari dua alternatif..
Penelitian masih akan terus dilakukan, terutama dengan penggunaan resonansi
magnetik untuk menganalisa cara kerja otak. Namun penelitian ini masih belum
dipublikasikan, karena dampak radiasi ponsel cenderung terus meningkat. Para
pengguna ponsel, terutama yang menggunakan ponsel dalam kapasitas berlebihan
cenderung mengalami penurunan atau perubahan sistem yang cukup berarti
dibanding mereka yang menggunakan ponsel seperlunya. Namun dalam studi
penelitian tersebut, peneliti tak menemukan dampak ponsel pada gangguan
kesehatan, meskipun diakui studi ini tak memfokuskan pada konsekuensi
kesehatan, tapi lebih ditekankan pada fungsi otak.
2.Kulit Mudah Berkerut
Setelah
beberapa waktu sebelumnya radiasi ponsel pernah dinyatakan memicu kanker otak,
kini sebuah riset tengah menyatakan pengaruh radiasi ponsel terhadap kesehatan
kulit. Para pengawas radiasi Finlandia tengah mempelajari efek ponsel pada
protein manusia dengan melakukan tes langsung pada kulit, apakah efek transmisi
pada handset memberi pengaruh pada kulit mereka.
Sebuah
penelitian yang dilakukan meneliti sebuah area kecil di kulit lengan para
responden yang terkena radiasi ponsel dalam jangka waktu satu jam. Kemudian
para peneliti mengambil contoh kulit tersebut dan membadingkannya dengan
kondisi kulit sebelum tereskpos radiasi.Penelitian kali ini tetap menggunakan
contoh sel wanita, untuk menjaga konsistensi penelitian yang sebelumnya
dilakukan Radiation and Nuclear Safety Authority.
Dalam
penelitian tersebut, ditemukan bahwa radiasi ponsel menyebabkan tingkat sel
kulit berubah, seperti menimbulkan kerutan pada kulit, meskipun sampai saat ini
masih belum bisa dipastikan pengaruhnya pada kesehatan. Sel-sel kulit tersebut
mengalami banyak perbedaan ketika mereka tetap berada di badan dibandingkan
kondisi lingkungan laboratorium.. Beberapa peneliti bahkan menduga kanker otak
yang selama ini sudah umum dijumpai di masyarakat adalah hasil dari penggunaan
ponsel, namun masih belum didapat bukti yang jelas untuk mendukung pernyataan
tersebut. Terdapat sebuah hubungan tak langsung antara kanker dengan protein
berbahaya yang menuju otak, namun hal ini baru sebuah spekulasi.
3.Mengancam kesehatan anak
Para
dokter di Austria memperingatkan adanya bahaya ponsel bagi anak-anak dan
menyerukan agar semua ponsel dilengkapi keterangan mengenai tingkat radiasi.
Peluncuran obat ke pasaran selalu dilengkapi keterangan efek obat. Beda dengan
peluncuran ponsel, efekya tidak diketahui.
4.Berpengaruh
negatif terhadap kesuburan pria
Efek
samping dari radiasi handphone juga berpengaruh pada tingkat kesuburan pria.
Seseorang yang suka menyimpan handphone di saku celana, atau dimasukkan dalam
sarung kecil kemudian digantung di pinggang, maka jumlah sperma bisa berkurang
hingga 30 persen.“Radiasi yang dipancarkan ponsel berpengaruh negatif terhadap
produksi sperma, dan kesuburan pria,” kata Departemen Obstetri dan Ginekologi
Universitas Szeged, Hungaria, yang akan melaporkan hasil penelitiannya dalam
konferensi The European Society of Human Reproduction and Embryology (ESHRE) di
Berlin, Jerman. Dalam penelitiannya, timnya menganalisa sperma 221 pria, dan
mengamati perilaku mereka dalam menggunakan ponsel. Para ilmuwan ini menemukan
adanya korelasi positif antara penggunaan ponsel - bahkan jika hanya di set
dalam posisi standby- dengan berkurangnya kualitas dan kuantitas spermahttp://enenggar.blogspot.com/2012/11/artikel-pengaruh-handphone-terhadap.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar